BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap kebutuhan tenaga listrik dalam mengerjakan aktivitas manusia tersebut. Tersedianya listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai akan mempengaruhi laju pertumbuhan di segala sektor kegiatan seperti : industri, pertambangan, pertanian, pendidikan, kesehatan dan lain-lain sehingga dapat semakin meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan menghasilkan taraf kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk mensuplay energi listrik yang ada dengan seoptimal mungkin seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik. Agar dapat memanfaatkan energi listrik yang ada serta menjaga kualitas sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu pengaman dan pemutus jaringan 20 KV.
Pada gardu distribusi, sistem pengaman yang digunakan umumnya berupa arrester untuk mengantipasi tegangan lebih (over voltage), sistem pentanahan untuk menetralisir muatan lebih, serta sekring pada sisi tegangan menengah (fuse cut out) untuk memutus rangkaian jika terjadi arus lebih (beban lebih).
Setiap dilakukan pemeliharaan jaringan distribusi untuk menghindari kontak terhadap jaringan tegangan menengah Fuse Cut Out (sekring) selalu dilepas terlebih dahulu untuk memadamkan jaringan. Fuse Cut Out (sekring) menjadi perhatian utama ketika akan dilakukan pemeliharaan. Kejadian ketika menghubungkan sekring dengan stik 20 kV terjadi letupan menyebabkan kawat pada jaringan tegangan menengah putus sepanjang percabangan jaringan. Pristiwa ini terjadi akibat kelalaian petugas saat menghubungkan sekring, dikarenakan beban trafo yang besar maka menghubungkan sekring harus sangat hati-hati. Gangguan melebar di daerah sekitar kejadian, tepatnya di sekitar simpang namori jalan jamin ginting mengakibatkan keadaan darurat dan terjadi kemacetan lalu lintas. Maka dari itu Laporan ini berjudul “ Pemilihan Fuse Cut Out Pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah “ sebagai laporan praktek kerja lapangan industri guna mengetahui pentingnya peranan komponen pengaman pada jaringan listrik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalahan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan sekring pada gardu distribusi portal.
2. Pemasangan sekring pada percabangan jaringan.
C. Batasan Masalah
Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan industri banyak alat pengaman pada gardu distribusi tipe portal yang berbeda-beda bentuk dan prinsip kerjanya di daerah kerja Rayon Pancur Batu. Maka agar laporan ini lebih spesifik dan terarah, dan juga keterbatasan kemampuan akademis maka penulis membatasi laporan ini pada pemasangan pengaman Fuse Cut Out (sekring tegangan menengah) meliputi :
1. Pemasangan Fuse Cut Out ( sekring ) pada gardu distribusi portal.
2. Pemasangan Fuse Cut Out (sekring) pada percabangan jaringan/feeder.
D. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada laporan ini adalah:
1. Bagaimana pemasangan Fuse Cut Out (sekring) pada gardu distribusi portal ?
2. Bagaimana pemasangan Fuse Cut Out (sekring) pada percabangan jaringan ?
E. Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapangan industri di PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu, adalah :
1. Memahami pemasangan kerja Fuse Cut Out (sekring) pada gardu distribusi.
2. Mengerti pemasangan Fuse Cut Out (sekring) pada percabangan jaringan.
F. Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri
Dengan mengikuti pelaksanaan PKLI di PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu, maka saya sebagai mahasiswa PKLI memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Mampu memahami pemasangan Fuse Cut Out ( sekring) pada gardu distribusi.
2. Telah menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro sebanyak 2 (dua) SKS.
3. Melakukan perbandingan terhadap ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dengan aplikasi di lapangan.
4. Mengetahui ruang lingkup dan gambaran kerja yang ada di PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu.
5. Menerapkan hasil yang diperoleh untuk mengembangkan potensi diri bagi mahasiswa.
G. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan Industri
PKLI dilaksanakan di PT PLN Rayon Pancur Batu, Area Lubuk Pakam, Wilayah Sumatera Utara selama satu bulan, yaitu tanggal 04 Januari 2017 – 04 Februari 2017.
H. Disiplin Kerja
Seperti perusahaan pada umumnya, PT PLN (Persero) Rayon Pancur Batu menjalankan kegiatan untuk setiap harinya memiliki aturan dan disiplin kerja terkhusus mengenai waktu seperti berikut ini :
1. Pukul 08.00 wib – 12.00 wib : waktu kerja
2. Pukul 12.00 wib – 13.00 wib : waktu istirahat
3. Pukul 13.00 wib – 17.00 wib : waktu kerja.
4. Hari kerja : Senin – Jumat
I. Ruang Lingkup Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri
Selama mengikuti PKLI di PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu, penulis ditempatkan pada seksi - seksi sebagai berikut :
1. Seksi Pemeliharaan
2. Seksi Operasi Distribusi
3. Seksi Alat Pengukur dan Pembatas
Sesuai dengan jadwal ini, maka ruang lingkup penulisan laporan hanya meliputi kegiatan selama penulis melakukan kerja praktek di PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu.
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini penulis melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung dengan karyawan PLN. Sehingga dapat ditentukan metode yang digunakan untuk penulisan dan penyusunan laporan ini, yaitu :
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan.
2. Diskusi dan wawancara
Penulis melakukan diskusi dan wawancara dengan karyawan PLN tentang sesuatu yang berhubungan dengan objek yang ditinjau.
3. Studi Literatur
Penulis melengkapi data dan keterangan yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan referensi yang ada, yaitu buku pegangan dan panduan PLN.
K. SEJARAH BERDIRINYA PT.PLN (Persero)
Listrik mulai ada diwilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batafia (Jakarta) dan setela 30 tahun kemudian listrik mulai ada di Medan yang sekarang di Jln. Listrik No.12 Medan , yang dibangun oleh NV.NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda.
Setelah proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah kesatuan aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI. Maka untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik. Sebagai tindak lanjut dari pembentuk PLN Eksploisasi Sumatra utara tersebut, maka keputusan Direksi PLN No. PKTS 009/DIR PLN/66 tanggal 14 april 1966, PLN dibagi menjadi 4 Cabang dan satu Sector, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi ).
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mendorong perkembangan industry pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerja sama hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Perkembangan kelistrikan di Sumatra utara terus mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini di tandai dengan semakin bertambanya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya.
Dengan pembentukan organisasi baru PT. PLN (persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatra Bagian Utara yang terpisah dari PLN (Persero) wilayah II, maka fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN(Persero) wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN (Persero) Pembakitan dan Penyaluran Sumbagut.
L. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan sebuah system yang mengatur tatanan kerja setiap pegawai/karyawan dalam sebuah pekerjaan. Dengan adanya struktur organisasi ini setiap individu tahu apa yang menjadi tanggung jawab mereka/peran dalam sebuah pekerjaan tersebut. Berikut struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Lubuk Pakam Rayon Pancur Batu :
Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan Struktur Organisasi
1. Manajer Rayon/Ranting Pancur Batu
Tugas dari manajer adalah merumuskan sasaran rayon/ranting, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pelanggan, pendistribusian dan pembangkitan tenaga listrik sesuai kebijakan PLN Cabang/Wilayah.
a. Bertanggung jawab kepada manajer Area Lubuk Pakam.
b. Merumuskan sasanan kerja Rayon/Ranting Pancur Batu berdasarkan target pengusahaan dengan berpedoman pada target kinerja.
c. Menganalisa dan mengevaluasi kinerja Rayon/Ranting Pancur Batu dalam rangka target-target yang telah ditetapkan.
d. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pendistribusian.
e. Mengkoordinasikan pelayanan dan pengembangan kelistrikan dengan Pemda setempat atau instansi terkait.
f. Memeriksa dan menandatangani bukti-bukti pengesahan, penerimaan dan pengeluaran uang Rayon/Ranting, surat perintah kerja, surat Dinas resmi lainnya yang menyangkut Rayon/Ranting sebagai upaya untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
2. Supervisor Administrasi dan Keuangan
Tujuan jabatan adalah mengawasi, melaksanakan dan mengendalikan aktifitas pelaksanaan fungsi administrasi perkantoran dan keuangan perbekalan.
a. Memeriksa bon permintaan barang dari supervisor teknik.
b. Membuat rencana pembayaran (Cash Out) dan realisasi penerimaan (Cash In).
c. Membuat usulan rencana pengembangan karir pegawai.
d. Mengawasi dan melaksanakan sekretariat, rumah tangga, dan kendaraan.
e. Melayani pembuatan surat, menerima dan mengarsip surat masuk, dan membalas surat yang perlu.
f. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.
3. Supervisor Teknik
Tujuan jabatan adalah mengkoordinir pengoperasian dan pemeliharaan bidang distribusi, menjaga dan keandalan teknik sesuai standar yang ada/berlaku.
a. Bertanggung jawab kepada manajer Rayon Pancur Batu.
b. Menyusun rencana kerja Supervisori teknik meliputi perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan.
c. Menyusun program-program sesuai target yang telah ditetapkan guna mendukung pemasangan baru, ganti berkala dan perubahan daya dan mengatur jadwal kerja anggotanya.
d. Memeriksa kwantitas dan kwalitas bagian distribusi.
e. Memonitor pelaksanaan SOP pengoperasian dan pemeliharaan teknik.
f. Menyusun laporan berkala sesuai bidang tugas dan tanggung jawab pokoknya.
g. Memeriksa material Gudang.
h. Memeriksa material yang masuk.
4. Junior Administrasi
Junior administrasi membantu spv. Administrasi untuk mengerjakan tanggung jawabnya, juga menangani masalah yang berhubungan langsung dengan pelangkan terkait masalah tunggakan pembayaran listrik dan kegiatan pemutusan listrik untuk pelanggan yang belum melakukan pembayaran lebih dari tiga bulan.
5. Junior Operator Distribusi
Membantu supervisor teknik pada bagian teknik. Bertanggung jawab dalam bagian teknik bila supervisor tidak berada di tempat. Selain itu, juga mengkoordinir material dan peralatan yang dipakai oleh teknisi di lapangan, juga melakukan speksi jaringan bersama supervisor teknik.
Cukup sampai disini pembahasan tentang FCO sebagai pengaman pada JTM, bagi yang menginginkan file full version silahkan klik link dibawah ini
PDF : Laporan | Password : Download Password